Tidak Pernah Berhenti Berjuang


Tidak Pernah Berhenti Berjuang

Ayat Alkitab diambil dari :
Yohanes 5:17
17. Tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Bapa-Ku terus bekerja sampai sekarang, dan Aku pun bekerja.”
Yohanes 9:4
4. Selama masih siang, kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku. Malam akan tiba, dan seorang pun tak akan dapat bekerja.
Albert Manoempak Sipahoetar, atau yang akrab dipanggil A.M. Sipahoetar, adalah seorang wartawan Indonesia yang dikenal sebagai penggagas utama berdirinya Lembaga Kantor Berita Nasional Antara. Sipahoetar lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, 26 Agustus 1914. Bersama temannya, Adam Malik, yang akhirnya menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia, ia mendirikan cabang Partai Indonesia (Partindo) di Pematang Siantar, 1932.

Lalu ia mendirikan majalah Sinar Marhaen dan memimpin harian Zaman Kita, bersama Arif Lubis. Namun, majalah dan harian tersebut ditutup tahun 1934. Kemudian ia pindah ke Jakarta, menyusul Adam Malik. Di Jakarta, ia terlibat dalam gerakan nasionalis bawah tanah. Salah satu pemimpinnya, Djohan Sjahroezah, memberinya pekerjaan di biro iklan Arta milik pebisnis Belanda. Di Arta, Sipahoetar juga menulis artikel bertopik politik untuk sejumlah koran lokal, salah satunya adalah Tjaja Timoer pimpinan Soemanang Soerjowinoto.

Soemanang, yang senang dengan tulisan Sipahoetar, mengundangnya untuk berkolaborasi dengannya. Mereka berdua tidak senang melihat kantor berita Aneta, sebuah kantor berita zaman kolonial Belanda, yang hanya memberi sedikit ruang bagi berita lokal. Untuk itu, Sipahoetar bersama Soemanang, Adam Malik, dan Pandoe Kartawigoena, mendirikan kantor berita Antara pada tanggal 13 Desember 1937.

Sipahoetar memimpin kantor berita ini selama setahun, tahun 1938-1939. Tahun 1939, Sipahoetar menderita penyakit paru-paru dan sempat pulang ke Sumatera untuk beristirahat. Ia kembali ke Jakarta setelah merasa baikan, walaupun kondisi fisiknya masih buruk. Ia tetap aktif di dunia politik dan terus menulis untuk sejumlah surat kabar. Dengan alasan aktivitas politiknya, pemerintah Belanda menangkap Sipahoetar.

Ia ditahan di Sukabumi, kemudian di Garut, dan Nusakambangan. Pasca pendudukan Jepang pada awal 1942, Sipahoetar dibebaskan dan pergi ke Jakarta untuk membuka kembali Antara. Namun, pemerintah Jepang meminta Antara dilikuidasi, lalu berganti nama menjadi Yashima dan digabungkan ke Domei Tsushin, kantor berita Jepang. Tetapi, Sipahoetar meninggalkan Domei Tsushin karena penyakit paru-parunya kambuh.

Ia pergi ke Sukabumi untuk beristirahat, lalu pindah ke Yogyakarta, di mana ia meninggal pada 5 Januari 1948 pada usia 33 tahun. Upacara pemakaman Sipahoetar di Yogyakarta dihadiri sejumlah tokoh penting, temlasuk Perdana Menteri Indonesia, Amir Sjarifoeddin. Tahun 1978, jasadnya dipindahkan ke TPU Tanah Kusir, Jakarta dan pemakamannya dihadiri menteri kabinet Ismail Saleh dan Adam Malik. Antara yang diperjuangkannya, dipulihkan pada Juli 1949, hingga saat ini. Dalam mencapai keberhasilan, dibutuhkan semangat juang yang tak pernah berhenti. Apa pun yang kita kerjakan di dalam hidup ini, pada akhirnya akan membuahkan hasil manakala kita punya semangat juang yang tak pernah berhenti. Jadi, tetaplah berjuang.

DOA 
Bapa sorgawi, mampukan aku untuk tidak pernah berhenti berjuang, sehingga setiap usaha dan pekerjaanku membuahkan hasil. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin

Kata-Kata Bijak
Perjuangan kita berhasil atau tidak, tergantung pada apakah dalam perjuangan itu kita berhenti atau tidak.

0 Response to "Tidak Pernah Berhenti Berjuang"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel