Marah / Haram Bimbingan PA Permata 5 Mei - 11 Mei 2019
Bahan Bimbingen PA Permata 5 Mei - 11 Mei 2019
Tema : Marah/haraM ( Jilid II )
Nas : Mazmur 37:8 dan Efesus 4 : 26
Masmur 37 : 8Agar PERMATA GBKP:
8. Ola pelepas dirindu ikuasai ate nembeh ntah aru ate,
e nuhsahi kam nge ngenca.
Efesus 4 : 26
26. Adi merawa kam, ola seh erdosa. Janah ola simpan rawandu seh ben wari.
- Mampu menjelaskan makna amarah merupakan bibit dosa berdasarkan nas
- Mampu mengendalikan dan menyelesaikan sehingga amarah tidak memunculkan dosa.
Metode: Sharing dan Aksi
(Projek Ketaatan: Puasa marah selama seminggu)
I. PENDAHULUAN
Marah itu wajar, demikian pendapat banyak orang. Tetapi, bagaimana jika kemarahan sudah menguasai seseorang, masihkah dianggap wajar? Marah merupakan salah satu bentuk ekspresi emosi manusia. Semua orang bisa merasa marah, termasuk anak kecil yang belum mampu mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata. Banyak hal yang dapat memicu kemarahan kita, mulai dari hal besar sampai masalah sepele. Marah terhadap keadaan, orang lain, diri sendiri, bahkan terhadap Tuhan.Orang juga bisa merasa marah meski tak tahu pada siapa atau apa. Bahkan, orang juga bisa memendam gejolak kemarahan di dalam hatinya meski dari luar nampak baik-baik saja. Dan dalam situasi tertentu, orang pun bisa marah tanpa alasan yang jelas lalu menumpahkan kemarahannya pada orang lain hanya karena sedang badmood. Sebagai orang Kristen, salahkah bila timbul kemarahan dalam hati kita?. Jawabannya tergantung pada apa penyebab kemarahan itu dan bagaimana cara kita mengatasinya. Alkitab sangat banyak berbicara tentang kemarahan. Tentu saja, bukan marah yang benar, melainkan teguran tentang kemarahan yang cenderung membawa kita ke arah yang tidak benar dan melangkah ke dalam kejahatan sehingga membuahkan dosa. Untuk itu mari kita lihat apa kata Alkitab tentang marah, khususnya pada bahan PA kita hari ini.
II. ISI
Mazmur 37 secara umum berisi tentang serangkaian ucapan yang mengandung pepatah atau petunjuk tentang hikmat rohani. Temanya adalah sikap orang percaya terhadap orang fasik yang rupanya berhasil dan tenta kesukaran orang benar. Di ay. 8 Daud mengingatkan bahwa panas hati penuh rasa marah hanya mengarahkan kita masuk kepada berbagai kejahatan — Yang nantinya akan menyusahkan kita.
Ayat ini dengan tegas memisahkan kemarahan dan dosa. Rupanya kemarahan tidak diidentikkan dengan dosa tetapi dilihat sebagai sesuatu yang dapat menyebabkan ( penyebab ) dosa atau dosa dilihat sebagai akibat dari kemarahan, Jadi pada dasarnya kemarahan itu netral pada dirinya sendiri. la dapat mengakibatkan dosa tetapi bukanlah dosa. Berdosa atau tidaknya suatu kemarahan tidak terletak pada kemarahan itu sendiri tetapi pada hal-hal yang dikaitkan dan dikenakan pada kemarahan itu.
III. APLIKASI
➢ Dampak kemarahan bagi kesehatan
Salah satu emosi negatif yang dapat menimbulkan akibat yang buruk, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain adalah perasaan marah. Dr. Don Colbert dalam bukunya" Emosi Yang Mematikan" mengatakan bahwa apa yang kita rasakan secara emosional seringkali menjadi sesuatu yang juga kita rasakan secara fisik. Misalnya, ketika kita sedang marah, maka muka kita memerah dan terasa panas. Itu sebabnya, emosi negatif dapat merugikan kita secara rohani, tetapi juga dapat merugikan secara jasmani karena emosi negatif tersebut berpotensi menimbulkan berbagai penyakit jasmani.
Ketika kita berbicara tentang kemarahan, maka permusuhan dan keberangan pun termasuk di dalamnya. Sebagian orang mungkin tidak kelihatan marah, tetapi menyimpan kemarahan didalam hati, hal ini sama-sama berdampak merugikan tubuh jasmani maupun rohani. Orang yang suka marah dan mempunyai sifat bermusuhan melepaskan lebih banyak adrenalin, yaitu sejenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal, ke dalam darah. Zat ini meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. Orang yang suka marah juga meningkatkan kadar kortisol, yang menyebabkan gangguan kekebalan tubuh, meningkatkan kerapuhan tulang, menyebabkan diabetes dan kerusakan sel-sel otak. Beberapa penelitian medis dan ilmiah menghubungkan kemarahan, sikap permusuhan dan emosi-emosi yang terkait dengan penyakit jantung. Dalam sebuah penelitian selama 25 tahun yang melibatkan 255 mahasiswa kedokteran di Universitas Nort California, Dr john Barefoot menemukan bahwa mereka yang memiliki skor tertinggi dalam sikap permusuhan memiliki kemungkinan lima kali lebih besar meninggal dengan penyakit jantung dan tujuh kali lebih besar kemungkinan meninggal pada usia lima puluh tahun daripada mereka yang tidak memiliki sikap permusuhan. Tidaklah heran jika Alkitab menasihatkan kita untuk tidak cepat marah dan tidak hidup dalam permusuhan. Perasaan marah yang dimaksudkan di sini adalah perasaan marah yang diekspresikan dengan cara yang salah. ( Ef 4:26 dan Maz 37:8) Bd juga pada Pkh 7:9, Ibr 12:14, Kol 3:13.
➢ Dampak kemarahan terhadap hubungan dengan Tuhan dan sesama
Emosi negatif dapat menghilangkan sukacita dan membuat seseorang larut dalam kesedihan. Ketika kita dikuasai oleh emosi negatif, kita tidak bisa memenuhi perintah Tuhan yang menghendaki agar kita senantiasa bersukacita di dalam Dia ( Bdk. Fil 4:4 ). Orang yang di kuasai oleh kemarahan juga membuat dia kehilangan akal sehat, maka kata-kata serta tindakannya tidak dapat terkontrol. Orang yang sedang marah misalnya, bisa saja memukul atau bahkan membunuh. Dalam keadaan seperti ini seseorang tidak bisa lagi menguasai dirinya."... Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang supaya kamu dapat berdoa."( 1 Pet 4;7b ). Kemarahan juga dapat membuat seseorang tidak percaya diri bahkan membenci diri sendiri. Rasa tidak percaya diri berakar dari anggapan bahwa seseorang tidak berharga dan tidak mampu. Anggapan seperti ini bisa membuat seseorang tidak hanya membenci diri sendiri, tetapi juga membenci Allah dan menganggapNya tidak adil. "Oleh karena engkau berharga di mataKu dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu"(Yes 43:4). Juga orang yang suka marah tidak akan disukai oleh orang-orang di sekitarnya. Tidak ada orang yang senang berada di dekat orang yang suka marah. Ini menjelaskan bahwa emosi yang negatif menghalangi kita untuk menjadi berkat bagi lingkungan di mana kita berada. "Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah daripada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar" ( Ams 21: 9 ) atau " Lebih baik tinggal di padang gurun daripada tinggal dengan seorang perempuan yang suka bertengkar dan pemarah" (Ams21:19) dan" Segala kepahitan, kegeraman, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. " (Ef 4:31-32).
➢ Bagaimana mengendalikan amarah
Menahan diri agar tetap lemah lembut memang tidak mudah. Berbagai situasi dan kondisi bisa dengan cepat membuat amarah kita meluap. Ada begitu banyak orang-orang sulit disekitar kita yang akan terus memprovokasi kita lewat perkataan maupun perbuatan mereka. Sebagai anak-anak Tuhan kita tidak boleh terpancing dan harus tetap tenang. Marah memang merupakan reaksi psikologis yang normal dan tidak serta merta membuat kita berdosa pada detik kita merasa marah, tetapi hal itu juga bukan berarti bahwa kita bebas untuk marah. Marah Tidak Sama Dengan Mudah Marah. Setiap orang memiliki berbagai alasan untuk marah bila selalu menuruti ego dan perasaan. Bila hal itu tidak dikendalikan maka lama kelamaan akan membentuk pola kepribadian dan karakter kita menjadi pemarah. Tentu saja Tuhan tidak berkenan akan hal itu." Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah". ( Yak 1:19 ).Ada momen di mana kita harus marah yaitu ketika kita melihat ketidakbenaran, kemunafikan, ketidakadilan, dan berbagai bentuk perbuatan dosa lainnya. Marah yang benar adalah jika marah untuk alasan yang benar disertai perkataan dan tindakan yang benar. Untuk itu jika kamu di perhadapkan dengan situasi yang dapat memancing amarahmu ingatlah ini :
❖ Sebelum marah, ingatlah bahwa kemarahanmu harus terkontrol
"Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa ,berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam."( Maz 4:4 ).
"Jangan lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh" (Pkh 9:9).
❖ Milikilah kerendahan hati untuk memaafkan kesalahan orang lain
"Janganiah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu".( Ef. 4:26 ).
"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampunj kamu"(Ef 4:32).
❖ Jangan bergaul dengan seorang pemarah
"Janganlah kamu sesat. Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik".( 1 Kor 15:33).
❖ Fokuslah pada kebaikan Tuhan bukan pada kesalahan orang lain
Tuhan siap dan bersedia untuk membantu kita menaklukkan amarah yang berpotensi meledak dan mengalahkan kemarahan yang belum terselesaikan dalam hidup kita.
IV. SHARING DAN AKSI
- Adakah pengalamanmu, dimana kamu tidak dapat mengendalikan amarah?. Coba ceritakan, mana lebih banyak kerugiaannya daripada keuntungannya?
- Ceritakan pengalaman sewaktu kamu dapat mengendalikan amarah. Apa yang kamu rasakan ketika itu?
- Coba latih dirimu dalam seminggu ini untuk mengendalikan amarahmu. Minggu depan dievaluasi.
- Dia Mengerti ( KLIK JUDUL LAGU UNTUK MELIHAT LIRIK )
- Tuhan Pasti Sanggup ( KLIK JUDUL LAGU UNTUK MELIHAT LIRIK )
- KEE GBKP No. 211 ( KLIK JUDUL LAGU UNTUK MELIHAT LIRIK )
Pdt . Agustina Br Peranginangin STh, M.Psi
0 Response to "Marah / Haram Bimbingan PA Permata 5 Mei - 11 Mei 2019"
Post a Comment