Pantaskah Diri Anda Sendiri Melayani Tuhan?
Terpanggil untuk Melayani Tuhan |
“Kayaknya aku ngga ikut dulu, aku merasa ngga pantas untuk pelayanan..”
Pernahkah rekan pelayanan kita mengatakan hal tersebut? Atau malah kita sendiri yang pernah mempunyai pikiran bahkan berkata seperti itu? Melihat diri kita yang terbatas ini sehingga timbul perasaan tidak layak atau tidak pantas untuk melayani Tuhan, sehingga kita mau mundur.
Hampir sebelas tahun saya terjun dalam dunia pelayanan baik di gereja maupun luar gereja. Belum waktu yang terlalu lama, saya rasa. Tetapi selama sebelas tahun tersebut, banyak hal suka dan duka dalam melayani Tuhan sudah pernah saya rasakan, yang saya yakin teman-teman juga merasakannya. Selama sebelas tahun itu juga saya berjuang melawan perasaan tidak pantas dalam pelayanan.
Perasaan tidak layak atau tidak pantas untuk melayani Tuhan timbul dari perasaan bersalah atas dosa yang dahulu kita lakukan. Kita merasa munafik melayani Tuhan karena kita telah melakukan dosa.
“Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia di seret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut” (Yakobus 1:14-15).
Kedagingan menyeret dan membuat kita terpikat hingga berbuat dosa. Dan kita semua tahu bahwa akibat dosa adalah maut. Ketika berbuat dosa, ada konsekuensi yang harus ditanggung, yaitu maut.
Pengetahuan akan dosa membuat kita merasa tidak layak dan ingin mundur dari melayani Tuhan. Kita merasa hina hingga tak pantas untuk melayani Tuhan yang mulia. Tanpa kita sadari, iblis sedang bekerja mengoyak-oyak perasaan bersalah agar kita mundur dari hadapan Tuhan. Tapi tidak hanya iblis yang sedang bekerja, Roh Kudus pun sedang bekerja melawan iblis dengan cara mengingatkan kita untuk segera keluar dari perasaan bersalah itu dan mulai untuk melayani-Nya.
Seperti kelompok prajurit yang akan maju berperang, ada strategi yang direncanakan untuk melawan musuh: menyerang, mundur, atau bertahan. Di medan peperangan ini, karena kita adalah umat kepunyaan Allah dan Allah sendiri adalah panglima perang kita, maka tidak ada kata mundur. Iblis akan mencari segala cara untuk membuat kita ingin mundur, tapi jangan takut! Kita harus bertahan dan maju berperang!
Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, melainkan roh-roh jahat (Efesus 6:12), sehingga kita harus melawan roh-roh yang mengganggu kita. Hai Prajurit, ini strateginya :
1. Bertahan
“Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibrani 10:23-25)
Berpegang teguh pada pengharapan karena Ia setia, adalah salah satu cara kita bertahan dalam peperangan ini. Kita punya jaminan, yaitu Panglima Perang yang hebat dan perkasa. Dan karena Ia setia, Ia tidak akan pernah meninggalkan kita sedikitpun, melainkan Ia yang akan berperang ganti kita.
Ketekunan tersebut harus didukung oleh keikut-sertaan kita dalam ibadah dan ambil bagian dalam pekerjaan-pekerjaan Allah. Jangan dengarkan bisikan yang berkata kita tak layak, sebab sejatinya tidak ada seorangpun yang layak di hadapan Tuhan. Jika kita jatuh dalam dosa, bangkitlah seperti prajurit. Angkat senjata perangmu, yaitu: doa dan bertekun dalam firman Tuhan, serta katakan pada musuhmu bahwa kamu tidak akan kalah.
2. Maju
“ Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup” (Ibrani 10:38-39)
Tindakan mengundurkan diri ternyata membuat Allah tidak berkenan pada hidup kita. Allah pun percaya bahwa kita adalah prajurit-prajurit yang tidak kenal kata mundur, melainkan kita akan terus maju berperang dengan iman.
Senjata kita adalah iman kepada Kristus, yang akan memampukan kita melewati segala hal. Oleh iman kita ditebus dan oleh iman kita akan memperoleh apa yang dijanjikan Allah (Ibrani 10:36). Pakai senjata iman kita untuk kembali hidup dalam kebenaran Allah dan melakukan kehendak-Nya.
Baca: Amsal 10:1-32
"Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan," Amsal 10:16
Upah apa saja yang akan kita terima bila kita bekerja bagi Tuhan? Upah terbesar yang akan kita terima adalah upah yang sifatnya kekal yaitu sorga. Upah tersebut akan kita terima setelah kematian yaitu nanti pada saat hari Tuhan dinyatakan atas kita. "Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga;" (Lukas 6:2). Maka berhentilah mengeluh dan bersungut-sungut dalam melayani Tuhan meski harus diperhadapkan dengan masalah atau ujian, sebab "...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:18). Lalu, selama kita hidup di bumi ini? Tuhan pun akan menyediakan berkat-berkatNya. Kita akan mengalami penggenapan janji-janji Tuhan dalam kehidupan ini, bahkan "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9).
Yang terpenting adalah kerjakan bagian kita, maka Tuhan akan mengerjakan bagianNya. Melayani Tuhan bukan berarti harus berada di belakang mimbar atau terjun langsung sebagai fulltimer di gereja. Kita bisa melayani Tuhan sesuai profesi kita masing-masing. Di mana pun kita berada dan kapan pun waktunya biarlah kita memiliki kehidupan yang senantiasa melayani Tuhan. "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya." (Kolose 3:23-24). Sikap, tindakan, perbuatan dan perkataan kita harus menyenangkan hati Tuhan dan bisa menjadi kesaksian bagi orang lain. Seringkali manusia lebih terkesan dengan apa yang nampak dari luar, tetapi Tuhan lebih tertarik dengan motivasi dan kemurnian hati di balik setiap pekerjaan dan pelayanan yang kita lakukan.
Ketika Tuhan memberi upah Ia melakukannya berdasarkan kualitas, bukan karena orang itu kaya, pintar, gagah, tampan atau cantik. Jadi setiap orang memiliki kesempatan yang sama menerima upahnya. Jika Tuhan yang berjanji, janjiNya itu pasti akan ditepati.
Tetaplah semangat mengiring Tuhan, ada upah disediakan untuk saat ini dan nanti!
0 Response to "Pantaskah Diri Anda Sendiri Melayani Tuhan?"
Post a Comment